Selasa, 01 Desember 2009

KEADAAN UMUM DESA

KEADAAN UMUM DESA




Desa Growok.merupakan salah satu Desa dari 16 Desa di Kecamatan Dander terletak di sebelah Timur Ibu Kota Kecamatan Dander dengan jarak tempuh ± 1 KM dengan keadaan umum Desa sebagai berikut :



a.3.1.1 Luas wilayah Desa Growok : 338,0856 Ha



Terdiri dari :

 Sawah irigasi Tehnis : - Ha

 Sawah irigasi setengah tehnis : - Ha

 Sawah tadah hujan : 113,1289 Ha

 Tanah Pekarangan : 9,6072 Ha

 Tanah Tegalan : 211,9269 Ha

 Tanah Kuburan : 0,2308 Ha

 Tanah Wakaf : 0,4176 Ha

 Tanah Jalan Desa : 1,8 Ha

 Tanah Jalan Lorong : 1,6 Ha

 Tanah lapangan : 0,6528 Ha

 Tanah untu Sarana Pendidikan : 1,6131 Ha



a.3.1.2 Batas – batas desa

 Sebelah Utara :Wilayah Desa Ngraseh / Wilayah Desa Sumberarum



 Sebelah Timur :Wilayah Desa Sumberarum



 Sebelah Selatan :Wilayah Hutan Perhutani



 Sebelah Barat :Wilayah Desa Dander



a.3.2. GEOGRAFI



a.3.2.1 Kondisi Geografi :

 Ketinggian tanah dari permukaan air laut : 35 mdpl

 Banyaknya curah hujan : mm/Th

 Suhu Udara rata – rata : 33 Celcius



a.3.3. TOPOGRAFI DESA

a.3.3.1 Kondisi Topgrafi :

 Dataran Rendah : 338,0056 ha

 Dataran Tinggi : - ha



a.3.4. ORBITASI (Jarak dari Pusat Pemerintahan)

 Jarak dari Pusat Pemerintah Kecamatan : 1 Km

 Jarak dari Pusat Pemerintah Kabupaten : 12 Km

 Jarak dari Pusat Pemerintah Propinsi : 120 Km



a.3.5. DEMOGRAFI



a.3.5.1 Jumlah Dusun / Lingkungan

Desa Growok meliputi 2 Wilayah Dusun, yang terdiri dari 2 RW dan 7 RT.

1. Dusun Growok terdiri dari 2 RT, yaitu : RT 07, RT 06

2. Dusun Gempol terdiri dari 5 RT, yaitu : RT 01, RT 02, RT 03, RT 04, RT 05



a.3.5.2 Jumlah Penduduk

Penduduk Desa Growok : 3849 Jiwa terdiri dari : 816 KK

 Laki – laki : 1846 Jiwa

 Perempuan : 2003 Jiwa



a.3.6. KEADAAN SOSIAL EKONOMI DAN BUDAYA MASYARAKAT DESA

Sebagian besar masyarakat desa Growok bermata pencaharian sebagai Petani dan buruh tani dengan kondisi lahan pertanian tadah hujan, sewaktu musim hujan kami bisa bercocok tanam begitupun sebaliknya saat kemarau tiba sulit air .

Terlihat dari Topografi Desa sehingga menyulitkan pertanian apabila pada musim kemarau untuk mengairi tanaman pertanian meskipun terbantu dengan adanya pompanisasi dari ABT yang sangat terbatas.

Sedangkan budaya masyarakat Desa Growok sangat kental dengan budaya jawa dengan ditandainya hanya kurang dari 0,01 % yang berasal dari suku non jawa. Meskipun demikian keberadaan mereka tidak terkucil atau eksklusif hingga pemerintah harus mengantur sendiri tentang keberagaman itu. Dengan menganut paham demokrasi yang berusaha dijunjung tinggi, aspirasi yang muncul dengan tanpa melihat asal muasal penyampainya, pemerintah desa menampung dengan melihat kepentingan untuk desa Growok sendiri. Kekentalan masyarakat jawa di desa ini ditandai dengan masih adanya budaya Nyadran yang merupakan salah satu ciri budaya yang masih bisa bertahan hingga saat ini di desa Growok. Salah satu aset budaya syukuran pesta panen ini sangat berbeda dengan budaya pesta panen desa lainnya. Selain menempati lahan yang diyakini sebagai sentralitis kebudayaan berbau mistis, hiburan yang disuguhkan merupakan cirri khas kebudayaan Bojonegoro. Jelaslah, bahwa desa Growok memang berupaya tetap melestarikan budaya-budaya yang berkembang di Bojonegoro, dengan tetap mempertahankan keberadaa wayang Thengul. Hal ini memang patut disyukuri, namun demikian semakin mahalnya biaya operasional pelaksanaan budaya tersebut, pemerintah harus berpikir dua kali supaya tradisi itu tidak terpental dan terbuang hingga generasi di desa ini tetap memahami salah satu bentuk yang membedakan dengan desa lainnya. Sebetulnya, budaya yang tertata rapi pada pelaksaksanaan hiburan nyadran tersebut awalnya berisi wayang krucil. Dengan satu tekad tetap melestarikan bidaya Bojonegoro, maka pilihan jatuh pada Wayang Thengul ketika wayang Krucil seperti tertelan bumi. Namun demikian perkembangan religius di Growok juga sangat pesat. Meskipun belum ditandai dengan berdirinya pondok pesantren atau hanya sebatas TPA, upaya masyarakat desa kami terhadap agama khususnya Islam yang merupakan agama mutlak di desa ini, jauh lebih baik. Tanda-tanda ini muncul dengan adanya banyak kelompok tahlil.

Satu hal lagi yang menjadikan kami berbeda dengan masyarakat desa lain. Keberadaan social kami yang miskin memuncul tekad dan semangat bahwa perubahan harus terjadi. Dengan mengesampingkan segala resiko, maka masyarakat kami yang terletak di pinggiran hutan merambah ke Negara-negara tetangga menjadi TKI. Dengan jumlah yang sangat banyak dan hampir setiap Kepala Rumah Tangga ada kemungkinan satu anggota rumah tangganya pernah menjadi TKI, maka kebutuhan ekonomi kami yang miskin dulunya sekarang seperti membubung ke langit. Bukan dengan maksud membanggakan apalagi mengecap masyarakat kami sendiri sebagai masyarakat yang meterialis, tapi kami tidak menutup mata bahwa perubahan ekonomi kami yang ditunjang dengan keberadaan para TKI memang menjadi sangat tinggi. Sehubungan dengan hal tersebut tentunya ada ekses yang memang harus kami hadapi. Pergeseran budaya global rasanya sangat cepat melintas di depan kami.



a.3.7. PRASARANA PEMERINTAHAN



Prasarana Pemerintahan Desa terdapat 1 Gedung terdiri dari :

a. Ruang Kepala Desa

b. Ruang Perangkat dan Pelayanan Umum

c. Ruang PKK/ Panti PKK

d. Balai Desa



a.3.8. PRASARANA PENDIDIKAN



Menurut tingkatan pendidikan

1. Taman Kanak – Kanak (TK) : 2 Gedung

2. Sekolah Dasar Negeri (SDN) : 2 Gedung

3. SMA : 1 Gedung



a.3.9. PRASARANA KESEHATAN



Terdiri dari :

 Polindes : 1 Buah



a.3.10.PRASARANA PERHUBUNGAN

Terdiri dari :

 Jalan Umum : 2 Km

 Jalan Desa : 3 Km

 Jembatan : 1 Buah

 Terminal : - Buah

 Stasiun : - Buah

a.3.11.PRASARANA PEREKONOMIAN

Terdiri dari :

 Toko : 28 Buah

 Warung /Kios : 2 Buah



a.3.12. PRASARANA KEAGAMAAN

Terdiri dari :

 Masjid :2 Buah

 Mushola :19 Buah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar